Tuesday, April 3, 2007

Conanholic'ers

Date: Tue, 3 Apr 2007 05:44:21 -0700 (PDT)
From:"Fahmi Utun"
Subject: Detective Conan II
To:"Astri Devi Rahayu"
Hehehe, neng as3 mah. Masuk akal juga dong ya klo abah Eman maunya minum panas entah kopi apa mocca apa kapucino yang diseduh ma ambu.
Klo lagi di area publik, mana mau nikmatin minuman panas hasil jerangan Coffee Maker. Kok neng tahu aja klo Coffee Machine itu ternyata kandang monyet kompak ya. Makanya aa juga mo ikutin abah aja. Nanti5nya moga cuma neng aja yang bakal nyeduhin minuman panas aa ya neng. Gak bakalan kebayang nyegrak nya tikoro klo menyeruput minuman instant dari mesin minuman. Klo neng dampingin kayak apa juga bakal ngingsreuk nya neng.

Ngomong2, rasanya neng juga salah satu Conanholic ya. Makanya melihat penggalan tulisan ini, aa mo minta tolong neng buat mengembangkannya lebih lanjut, lebih luas, lebih dalam, umum bebas rahasia menurut versi neng as3. Neng boleh menulis Intro apa saja, sebelum Shinici masuk kelas.

*************


“huaah!” seorang pria memasuki kelas, sambil menguap keras.

“Shinici” gumamku pelan, seulas senyum mengembang dikedua sudut bibirku.

Tak lama kemudian shinici duduk disampingku.

“Ran..” panggilnya

“ya..?”

“kamu terlihat gendut” sindirnya lalu tertawa ngakak.

”bletak”

“ =_=’’ dasar menyebalkan” pekiku

tapi kemudian kutatap wajahnya lagi, aku hampir tidak percaya bisa melihat shinici kembali lagi ketubuhnya yang semula.

”a..ada apa?” tanya shinici kikuk

”tidak” kataku..

”dasar bodoh” gerutunya, namun wajahnya yang memerah, membuatku tersenyum lagi.

Roda itu berputar, tapi kita tak akan pernah tau arah perputarannya......

“hyaa.. lagi-lagi dia pergi tanpa bilang-bilang” omel ku

kutarik tasku dari atas meja.

”he.. apa itu?” batinku

kuseret tubuhku kedekat jendela, mataku melebar saat melihat ke arah gerbang sekolah.

”shin....” batinku

ada shock di hatiku yang membuatku bergetar. Kulihat sekali lagi keluar jendela. Shinici pergi meninggalkan teitan bersama seorang wanita yang kukenal baik. Ai...

kubanting tubuhku keatas ranjang, sesuatu yang hangat mengalir deras di pipiku

”sial, aku menangis!” gumamku lalu kugigit ujung bantal agar suara tangisku tak terdengar ayah yang sedang asyik nonton yoko okino.

”Rrrrrttttt...........rrrrrttttt..........”

kuraih handphone ku dari dalam tas.

”shinici..” desisku

”Ran”

”kamu dimana?” tanyaku

”aku sedang berada di kantor pak megure ,dimintai keterangan tentangBO” terangnya

”ok” kataku

”ran, apa kau baik-baik saja?” tanyanya

”^^ ya, aku baik-baik saja...”

”err... aku sedang bersama haibara”

“ya...........”

“.........”

“.........”

“ jaga dirimu^^”

setelah itu terdengar nada terputus. Ku tarik nafasku dalam-dalam.

“semangat Ran” pekiku

“ada apa Teriak-teriak di dalam rumah”

”a..ayah, ^_^” kataku malu, tidak menyadari kehadirannya

”ayah sedang menonton yoko okino, jangan berisik =_=”

“i..iya maaf ^^;; “ kataku

matahari sangat cerah, tapi ada sedikit mendung di hatiku yang hampir tak nampak….

“Ran…. Kau jadi julliet nya” tunjuk kanagawa

”apa..aku? lagi?” protesku

”shinici jadi romeo” sonoko mulai ambil suara

“ya, pasangan suami istri”

“no! Kali ini aku tidak ikut” protesku

”lalu siapa?” tanya kanagawa

”biar aku saja”

”eh..” aku tertegun lama

”kau siapa?” tanya kanagawa

”salam kenal, saya shiho miyano, mohon bantuannya.....” ungkapnya tersenyum.

”beri aku kesempatan” lalu haibara tersenyum lagi kearahku.

”Ini tidak bisa dipercaya, haibara pindah sekolah ke teitan dan tiba-tiba berperan sebagai julliet bersama shinici. Di akhir babaknya kan ada adegan.....”

entah kenapa ada perasaan dingin yang berputar di kepalaku.

Two days latter...

”shinici ayo pulang” ajakku

“mau, tapi harus latihan drama =_=’’ sial, siapa sih yang nunjuk aku!! saat aku masuk kelas, kanagawa langsung menyerahkan script drama”

“untung saja jullietnya haibara, jadi aku tidak terlalu sungkan”

“ya! Semangat shinici, kau pasti bisa” kataku menepuk tangannya

”err.. ran”

”ya..”

”setelah acara drama selesai ada yang ingin aku katakan”

”sekarang saja”

”tidak bisa”

”ok”

ya, tentu hanya itu yang bisa aku katakan, taun lalu pun seperti itu, dan sampai sekarang dia tak pernah benar-benar mengatakannya....

”eyes, look your last. Arms take your last embrace, and lips… oh you the doors of breath, seal with a righteous kiss….” Seru shinici dihadapan ai yang terbaring.

Hatiku trus berdebar kencang, inilah saat romeo meminum sisa racun dari julliet.

“gently kisses julliet lips” seru miwako

“no!”pekikku dalam hati.

“oi sutradara =_= time..time..!!” tiba-tiba shinici bangun, menghampiri kanagawa.

“time? =_=’’ sebentar lagi selesai..”

“ah sial!! ok, anggap saja aku sudah minum racun” dengus shinici

“thus with a kiss I die”

“romeo, o my true love romeo”

perlahan ai meletakan kepalanya di dada shinici.

”cut” seru kanagawa

”fiuh” dengus shinici lega

”ternyata memecahkan kasus seribu kali lebih baik dibandingkan main drama =_=”

”kau kenapa tadi?” tanya ai

”entahlah, tiba-tiba aku jadi kefikiran Ran”

”kau harus belajar profesional” sindir ai

“ >_> he? Aku tidak peduli”

“Ran, kau tidak apa apa?” Tanya sonoko

“uhm?”

“shinici dan haibara”

“jangan khawatir” kataku

“masalahnya kau terlihat menghawatirkan” tukas sonoko

“no! emang dari sononya”

sejujurnya aku sedikit khawatir dengan kedekatan mereka ^^ satu hal yang aku miliki selama ini untuknya adalah kepercayaan, karena kita tak akan pernah tau apa yang akan terjadi kan?^^ makanya aku harus berfikir positif padanya.

Aku mematung di depan gerbang teitan, nggak deg^^ berdiri di depan teitan sambil makan kacang rebus. Padahal aku tau shinici sedang latihan tapi aku masih menunggunya di luar.

”Ran, sedang apa?” tiba-tiba seorang pria menghampiriku

”pak araide” kataku senang

”ayo kuantar” ungkapnya

”ah.?” kataku bingung, tapi kemudian aku hanya tersenyum.

”aku sedang menunggu shinici”

Ran’s home

” shinici akan pentas drama minggu ini. Ayah datanglah”

“tau apa anak itu?” dengusnya

“ayah! Ibunya aktris >_> Dia lumayan bisa jadi karakter romeo kok^^”

“huh! romeo and julliet”

“kamu yang jadi julietnya?”

“bukan aku, haibara”

“Ran…..” gumam ayah sambil menatapku

”ke..kenapa?” tanyaku

”nggak”

”tau tidak, ran?”

”apa?”

”sebenarnya cinta pertama romeo bukan juliet”

”benarkah?” tanyaku kaget.

”ya, orang hanya tau kisah picisan itu saja”

”ayah hebat, tau dari mana?”

”dari film korea XD”

”>_>; siapa nama wanita itu”

”lupa hyahahaha”

”ayah sama sekali nggak hebat =_=”

jadi begitu ya... beruntunglah seorang wanita yg jadi cinta pertama seorang pria, tapi lebih baik jadi cinta terakhirnya.....

”..pak araide” kataku pelan lalu duduk disampingnya.

”ran”

“malam ini shinici pentas drama” kataku lemah

”mau melarikan diri?”

”=_=’’ bukan!!”

”hahaha lalu apa namanya?”

”uhmm..apa ya..err.. Cuma tidak mau nonton eng...”

”kebetulan, rasanya sudah lama tidak menonton drama” kata pak araide tertawa kecil

”ha? >_>; aku tidak mau”

”benarkah.......”

”iya =_= bapak pergi saja sendiri”

”baiklah, sampai ketemu disana Ran”

” T_T jahat...”

akhirnya, aku pergi ke teitan. Dan akhirnya aku harus menyaksikan shinici melakukannya dengan ai. Hahaha apa ini yang dinamakan cemburu? =_=’’ cemburu membuat sel-sel otakku nggak waras. Sudahlah, tapi dia bilang akan mengatakan sesuatu........

”ran, ini bunga untuk shinici kau saja yang berikan” kata sonoko tersenyum nakal

”dia sedang di kamar ganti” bisiknya

perlahan kulangkahkan kakiku ke ruang ganti. Huh! Pasti dia bilang ”>_> sejak kapan kamu jadi sok romantis?”

”sejak kapan kamu jadi sok romantis?” kata shinici

kupandangi bunga yang masih tergenggam di tangan kananku, jarakku dengan ruang ganti tinggal 1,5 meter tapi terhalang tembok tinggi.

”ai” kataku kaget. ya, bunga yang sedang dipegang shinici dari ai.

Dan ai sedang memeluk shinici T_T berdua saja.... dan aku berdiri di balik tembok. Berperan sebagai nona pengintip. =_=’’ sinetron look alike...

“ran” panggil pak araide ketika melihatku keluar dari gedung pertunjukan. Wajahnya menunjukan kekhawatiran tapi aku hampir nggak peduli.

“semuanya sudah berakhir” desisiku lirih

“shinici mana?” tanya pak araide

“ai.....” terangku namun mulai tercekat oleh air mata.

Sekonyong-konyong pak araide memelukku

”kalau kau merasa sakit, menangislah... berikan semua bebanmu padaku”

di dalam gedung

”ai?”

”shinici, aku takut” desis ai. di genggannya kuat baju shinici

”ai?!! Kau kenapa?!!”

”BO”

”bukankah sudah ditangkap?!”

”Araide....”

”Ran.. aku harus mencarinya” pekik shinici

”jangan tinggalkan aku” desis haibara gemetar

”kau kenapa?”

”sepertinya ada yang meracuniku” ai mulai menangis kesakitan

”kita ke rumah sakit”

malam kian larut, kuangkat wajahku kearah pak araide..

”pak” panggilku

”aduh, berat amat badannya. Pengaappp…. ”keluhku

“pak araide” panggilku lagi, tapi pak araide sama sekali tidak bergerak.

“=_= jangan-jangan tidur?”

“maafkan aku ran” gumam pak araide pelan

”eh..?” kataku kaget

tiba-tiba pak araide memukulku hingga pingsan.


*************

Klo neng masih senggang, teruskan nulisnya ya neng. Kan aa lagi pingsan. Asal klo aa siuman nanti bikinin kopi tubruk aja ya neng. Jangan seduhan Coffee Machine. Atuh sama aja aa minum kencing monyet dibumbuin dong.
Tapi klo neng lagi sibuk banget, tuliskan aja Outro barang sepatah kata.

Ensifahmi,
intro = diawal masuk
nyegrak = tersedak
tikoro = tenggorokan
ngingsreuk = tersedu
perpetual = putaran jarum jam
outro = diakhir keluar

Astri Devi Rahayu <Astrid.Rahayu@pt-spv.com> wrote: